Di dusun tanjung anyar ( orang bawean menyebutnya Tinggen) desa Lebak
terdapat makam panjang, kira-kira panjang makam 11-12 meter. Konon itu
adalah tempat pusaka Aji Saka yang dikubur bersama darah Doro.
Aji Saka adalah seorang Penyebar agama Hindu di pulau Jawa ( Javadwipa)
yang berasal dari Kerajaan Asoka di India. Dia adalah salah satu
pangeran dari kerajaan Asoka yang merantau ke Jawadwipa bersama 2 orang
pembatunya yang bernama Doro Dan Sembodo.
Sebelum masuk ke pulau Jawa, Pangeran Aji Saka bersama kedua pembatunya
singgah di pulau Bawean. Salah satu pembantunya yang bernama Doro di
tinggal di Bawean bersama salah satu pusaka (pedang ) Aji Saka. Kemudian
Aji Saka bersama Sembodo berangkat ke JawaDwipa. Aji Saka berpesan
kepada Doro bahwa Pusaka itu tidak boleh diberikan kepada siapapun
kecuali di ambil sendiri oleh Aji Saka.
Singkat cerita, setelah pulau jawa menjadi Hindu. Aji Saka teringat pada
pembatunya di Bawean, Dan dia mengutus Sembodo untuk menjemput Doro Dan
mengambil Pusaka Aji Saka. Dan Aji Saka lupa bahwa dia pernah berpesan
kepada Doro bahwa pusakanya tidak boleh diberikan kepada siapapun
kecuali diambil sendiri oleh Aji Saka.
Setelah Sembodo sampai di
pulau Bawean, timbul salah paham antara Sembodo Dan Doro. Doro memegang
janjinya kepada Aji Saka bahwa pusakanya tidak akan diberikan kepada
siapapun kecuali kepada Aji Saka, sedangkan Sembodo tidak mau kembali ke
pulau Jawa dengan tangan hampa karena tidak bisa membawa Pusaka seperti
yang di amanatkan oleh Aji Saka.
Karena masing-masing bersikeras
dengan pendapatnya sendiri sehingga terjadilah perkelahian yang
mengakibatkan keduanya meninggal. Makam Doro Ada di di Tinggen yang
dikenal dengan makam panjang doro, sedangkan makam Sembodo Ada di tempat
Pemakaman Umum di desa Tinggen.
Cerita ini pernah di putar di TVRI ( Televisi Republik Indonesia) tahun
1992. Tapi tidak disebutkan bahwa Dusun Tinggen Ada di Pulau Bawean.
Tahun 1950-an terdapat prasasti yang diperkirakan di buat oleh Aji Saka
untuk mengenang kedua Pembantunya (Doro Dan Sembodo) yang meninggal di
pulau Bawean. Prasasti itu Ditulis di Batu Besar dengan tulisan
Honocoroko dengan stempel cap Kaki Kiri. Prasasti itu dulu terdapat di
dusun Tinggen namun sayang prasasti itu di rusak Dan batunya di buat
Jembatan di dusun Muara.
Selain obyek wisata berupa Makam panjang, di sana juga terdapat
pemandangan bahari yang indah sekali, apalagi disebelah selatan Makam
panjang Ada gunung Dan di pesisir gunung banyak Kita jumpai hutan bakau.
Di kanan Dan kiri makam juga terdapat pantai yang mana kalau Kita
menengok ke selabah timur bisa Kita lihat dermaga Dan jika Kita menengok
ke sisi barat, matahari tenggelam menjadi andalan tempat ini. Foto
diatas merupakan foto pantai sebelah barat dari Makam Panjang, sangat
indah bukan. Dan rugi sekali rasanya jika Kita melewatkan tempat ini.