Kuburan Panjang ini disebut juga makam Doro Sembodo. Terletak di tepi
laut Desa Lebak Kecamatan Sangkapura. Makam ini merupakan makam yang
dikeramatkan oleh penduduk sekitar karena disamping mempunyai kekuatan
magis terpendam juga mengandung nilai historis tinggi.
Menurut cerita, Doro Sembodo ini adalah abdi setia Aji Saka yang
merupakan tokoh utama legenda Babat Tanah jawa. Peristiwa meninggalnya
Doro dan Sembodo ini kemudian dikisahkan dalam Huruf Jawa (Ha, Na, Ca,
Ra, Ka, dst.). Para pelancong banyak berdatangan saat hari Raya Idul
Fitri Maupun Idul Adha.
Asal Usul
Di dusun Tanjung anyar ( orang Bawean menyebutnya Tinggen) desa Lebak
terdapat makam panjang, kira- kira panjang makam 11-12 meter.
Konon itu adalah tempat pusaka Aji Saka yang dikubur bersama darah
Doro. Aji Saka adalah seorang Penyebar agama Hindu di Pulau Jawa
(Javadwipa) yang berasal dari Kerajaan Asoka di India. Dia adalah salah
satu pangeran dari kerajaan Asoka yang merantau ke Jawadwipa bersama dua
orang pembatunya yang bernama Doro dan Sembodo.
Sebelum masuk ke Pulau Jawa, Pangeran Aji Saka bersama kedua
pembatunya singgah di Pulau Bawean. Salah satu pembantunya yang bernama
Doro di tinggal di Bawean bersama salah satu pusaka (pedang ) Aji Saka.
Kemudian Aji Saka bersama Sembodo berangkat ke JawaDwipa. Aji Saka
berpesan kepada Doro bahwa Pusaka itu tidak boleh diberikan kepada
siapapun kecuali di ambil sendiri oleh Aji Saka.
Singkat cerita, setelah Pulau Jawa menjadi Hindu. Aji Saka teringat
pada pembatunya di Bawean, Dan dia mengutus Sembodo untuk menjemput Doro
dan mengambil Pusaka Aji Saka. Dan Aji Saka lupa bahwa dia pernah
berpesan kepada Doro bahwa pusakanya tidak boleh diberikan kepada
siapapun kecuali diambil sendiri oleh Aji Saka.
Setelah Sembodo sampai di Pulau Bawean, timbul salah paham antara
Sembodo dan Doro. Doro memegang janjinya kepada Aji Saka bahwa pusakanya
tidak akan diberikan kepada siapapun kecuali kepada Aji Saka, sedangkan
Sembodo tidak mau kembali ke Pulau Jawa dengan tangan hampa karena
tidak bisa membawa Pusaka seperti yang di amanatkan oleh Aji Saka.
Karena masing-masing bersikeras dengan pendapatnya sendiri sehingga
terjadilah perkelahian yang mengakibatkan keduanya meninggal.
Makam Doro Ada di di Tinggen yang dikenal dengan makam panjang doro,
sedangkan makam Sembodo ada di tempat Pemakaman Umum di desa Tinggen.
Cerita ini pernah di putar di TVRI ( Televisi Republik Indonesia)
tahun 1992. Tapi tidak disebutkan bahwa Dusun Tinggen Ada di Pulau
Bawean. Tahun 1950-an terdapat prasasti yang diperkirakan dibuat oleh
Aji Saka untuk mengenang kedua Pembantunya (Doro dan Sembodo) yang
meninggal di Pulau Bawean. Prasasti itu Ditulis di Batu Besar dengan
tulisan Honocoroko dengan stempel cap Kaki Kiri. Prasasti itu dulu
terdapat di dusun Tinggen namun sayang prasasti itu di rusak Dan batunya
di buat Jembatan di dusun Muara.
Selain obyek wisata berupa Makam panjang, di sana juga terdapat
pemandangan bahari yang indah sekali, apalagi disebelah selatan Makam
panjang Ada gunung Dan di pesisir gunung banyak Kita jumpai hutan bakau.
Di kanan dan kiri makam juga terdapat pantai yang mana kalau Kita
menengok ke selabah timur bisa Kita lihat dermaga dan jika Kita menengok
ke sisi barat, matahari tenggelam menjadi andalan tempat ini. Dan rugi
sekali rasanya jika Kita melewatkan tempat ini.





