Kercengan merupakan hadrah dalam bentuk tradisional Bawean. Alat musik
yang dipergunakan terdiri dari sejumlah rebana/terbang khusus yang
memiliki bidang badan yang lebar terbuat dari kayu. Membran sebagai
penghasil suara memiliki ukuran kekencangan yang berbeda dengan terbang
yang dipergunakan hadrah ISHARI.
Lagu-lagu yang dipergunakan pada awalnya diambil dari Kitab Barzanji.
Namun pada perkembangan selanjutnya juga ditemukan syair-syair
berbahasa Bawean maupun Indonesia yang temanya masih tetap seputar
pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad serta ajaran syariat Agama Islam.
Kercengan Bawean juga dilengkapi dengan sejumlah 15 – 30 penari yang
disebut dengan ruddet. Para penari ini duduk bersaf dalam 1, 2 atau 3
baris syaf. Gerakan-gerakannya banyak diinspirasi dari gerakan sholat
dan huruf hijaiyah lafat-lafat suci Agama Islam.
Konon Kercengan baik yang menabuh maupun yang menari hanya dilakukan
oleh pria saja. Namun saat ini banyak ditemui wanita sebagai vokalis dan
pe-ruddet kercengan. Bahkan telah ada group kercengan yang keseluruhan
personilnya adalah wanita (penabuh, vokal, dan ruddet).